Perkembangan teknologi terutama teknologi komunikasi dan teknologi informasi, yg sudah memperngaruhi seluruh aspek kehidupan tak terkeculai bisnis, sebenarnya bis,a dimanfaatkan untuk memperlihatkan santunan terhadap adanya tuntutan reformasi dalam dunia bisnis. Pengembangan dan pemanfaatan media warta baik yg bersifat off-line maupun on-line.
Etika dan integritas merupakan suatu harapan yg murni dalam membantu orang lain. Kejujuran yg ekstrim, kemampuan untuk mengenalisis batas-batas kompetisi seseorang, kemampuan untuk mengsayai kesalahan dan berguru dari kegagalan.
Kompetisi inilah yg harus memanas belakangan ini. Kata itu mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yg berhasil yakni yg jago menghancurkan musuh-musuhnya. Banyak yg menyampaikan kompetisi lambang ketamakan. Padahal, perdagangan dunia yg lebih bebas dimasa mendatang justru mempromosikan kompetisi yg juga lebih bebas.
Lewat ilmu kompetisi kita sanggup merenungkan, membaygkan eksportir kita yg ditantang untuk terjun ke arena gres yaitu pasar bebas dimasa mendatang. Kemampuan berkompetisi seharusnya sama sekali tidak ditentukan oleh ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan. Inilah yg sering dikonsepkan berbeda oleh penguasa kita.
Penerapan teknologi warta sudah begitu pesat. Banyak hal yg menguntungkan pengguna namun juga sering membawa imbas tidak menyenangkan. Sopan santun berkomunikasi melalui teknologi ibarat telepon seluler (ponsel), dan e-mail cenderung terabaikan. Penggunaan teknologi sering tidak memperhatikan susila berkomunikasi.
Kemajuan teknologi perlu proteksi menyeluruh akan warta jati diri kita biar tidak disalahgunakan untuk keperluan-keperluan yg mengganggu. Seiring perkembangan TI di masyarakat muncul pula visi dan budaya dalam memakai TI. Dari sini potensi salah kaprah atau hal negatif alasannya kurang perhatian terhadap konsep awal perembesan TI.
Dalam membuat susila bisnis, ada beberapa hal yg perlu diperhatikan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, membuat persaingan yg sehat, menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, membuat persaingan yg sehat, menerapkan konsep pembangunan yg berkelanjutan, menghindari perilaku Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) bisa menyampaikan yg benar itu benar, dll.
Dengan adanya moral dan susila dalam dunia bisnis, dan kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu sanggup dikurangi, dan kita optimis salah satu hambatan dalam menghadapi kala globalisasi pada tahun mendatang sanggup diatasi dan motivasi bisnis pun terus meningkat dalam segala bidang.
Etika dan integritas merupakan suatu harapan yg murni dalam membantu orang lain. Kejujuran yg ekstrim, kemampuan untuk mengenalisis batas-batas kompetisi seseorang, kemampuan untuk mengsayai kesalahan dan berguru dari kegagalan.
Kompetisi inilah yg harus memanas belakangan ini. Kata itu mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yg berhasil yakni yg jago menghancurkan musuh-musuhnya. Banyak yg menyampaikan kompetisi lambang ketamakan. Padahal, perdagangan dunia yg lebih bebas dimasa mendatang justru mempromosikan kompetisi yg juga lebih bebas.
Lewat ilmu kompetisi kita sanggup merenungkan, membaygkan eksportir kita yg ditantang untuk terjun ke arena gres yaitu pasar bebas dimasa mendatang. Kemampuan berkompetisi seharusnya sama sekali tidak ditentukan oleh ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan. Inilah yg sering dikonsepkan berbeda oleh penguasa kita.
Penerapan teknologi warta sudah begitu pesat. Banyak hal yg menguntungkan pengguna namun juga sering membawa imbas tidak menyenangkan. Sopan santun berkomunikasi melalui teknologi ibarat telepon seluler (ponsel), dan e-mail cenderung terabaikan. Penggunaan teknologi sering tidak memperhatikan susila berkomunikasi.
Kemajuan teknologi perlu proteksi menyeluruh akan warta jati diri kita biar tidak disalahgunakan untuk keperluan-keperluan yg mengganggu. Seiring perkembangan TI di masyarakat muncul pula visi dan budaya dalam memakai TI. Dari sini potensi salah kaprah atau hal negatif alasannya kurang perhatian terhadap konsep awal perembesan TI.
Dalam membuat susila bisnis, ada beberapa hal yg perlu diperhatikan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, membuat persaingan yg sehat, menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, membuat persaingan yg sehat, menerapkan konsep pembangunan yg berkelanjutan, menghindari perilaku Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) bisa menyampaikan yg benar itu benar, dll.
Dengan adanya moral dan susila dalam dunia bisnis, dan kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu sanggup dikurangi, dan kita optimis salah satu hambatan dalam menghadapi kala globalisasi pada tahun mendatang sanggup diatasi dan motivasi bisnis pun terus meningkat dalam segala bidang.
